Banyuwangi-Kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) mulai mengendur. Banyak fenomena warga mulai tidak memakai masker ketika beraktivitas. Di sisi lain, saat ini sarana prasarana penunjang prokes yang ada di daerah publik mulai terabaikan.
Sebagai pintu masuk sisi pulau Jawa sekaligus menjadi salah satu kabupaten tujuan wisatawan, Banyuwangi berpotensi menjadi daerah rawan penularan covid-19 yakni omicron.
Melihat fenomena tersebut, Komisi IV DPRD Banyuwangi meminta Satgas Covid-19 mengintensifkan pemantauan dan pengawasan penerapan protokol Kesehatan di area publik.
Ketua Komisi IV, Ficky Septalinda mengatakan penurunan kasus Covid-19 di Banyuwangi bukan berarti protokol kesehatan tidak boleh diabaikan. Dia mengatakan prokes tetap dibutuhkan untuk mengantisipasi hadirnya kasus covid-19.
"Saya menemukan banyak warga yang sudah enggan menggunakan masker, selain itu beberapa penunjang sarpras prokes di area publik diabaikan, seperti tandon tempat cuci tangan, air dan sabunnya tidak tersedia ," ucap Ficky Septalinda kepada Media, rabu 05 Januari 2022.
Sebab itu, meminta meminta kepada semua pihak seperti pemilik usaha pertokoan, kuliner,perkantoran dan usaha lainnya agar tetap menjaga protokol kesehatan.
“Iya memang, aktivitas sudah berjalan normal. Namun protokol kesehatan wajib tetap dilakukan. Satgas Covid kami minta agar rutin mengontrol, agar fasilitas cuci tangan tidak dibiarkan kosong melompong tinggal tandon begitu saja,” tegas Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi tersebut
Sekedar diketahui, Kementerian Kesehatan RI mencatat total saat ini ada 254 kasus penularan varian Omicron di Indonesia. Sebanyak 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (kasus impor) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal.